Keuntungan dan Tantangan Implementasi Bus Listrik di Perkotaan

Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan dan polusi udara, banyak kota di seluruh dunia mulai beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan. 

Salah satu solusi yang mulai diadopsi adalah bus listrik. 

Apa saja keuntungan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi bus listrik di perkotaan?

Keuntungan Bus Listrik

foto : possessed photography (unsplash)

Berikut ini beberapa keuntungan dari penggunaan bus listrik di area perkotaan :

1. Ramah Lingkungan  Bus listrik tidak menghasilkan emisi gas buang, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara di perkotaan. 

Dengan pengurangan emisi, kualitas udara akan membaik, yang berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat. 

Dalam jangka panjang, pengurangan emisi karbondioksida juga akan membantu memerangi perubahan iklim.

2. Biaya Operasional yang Lebih Rendah : Meskipun biaya awal untuk pengadaan bus listrik mungkin lebih tinggi dibandingkan bus berbahan bakar fosil, biaya operasionalnya cenderung lebih rendah. 

Bus listrik memiliki komponen mekanis yang lebih sedikit, sehingga memerlukan lebih sedikit perawatan. 

Selain itu, biaya pengisian listrik biasanya lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar diesel atau bensin.

3. Kenyamanan dan Pengurangan Kebisingan : Bus listrik beroperasi dengan suara yang jauh lebih rendah dibandingkan bus berbahan bakar fosil. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan penumpang, tetapi juga mengurangi kebisingan di lingkungan sekitar. 

Dengan demikian, implementasi bus listrik dapat meningkatkan kualitas hidup warga perkotaan.

4. Dukungan Terhadap Kebijakan Transportasi Berkelanjutan : Pemerintah banyak yang mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih berkelanjutan sebagai bagian dari kebijakan kota cerdas.

Dengan mengadopsi bus listrik, kota dapat menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dan menarik investasi lebih lanjut dalam infrastruktur hijau.

Tantangan Implementasi Bus Listrik

foto : Kameron Simpson (unsplash)

1. Biaya Awal yang Tinggi : Meskipun biaya operasional lebih rendah, investasi awal untuk pengadaan bus listrik dan infrastruktur pengisian daya cukup signifikan. 

Pemerintah dan operator transportasi harus menyiapkan anggaran yang cukup untuk pengadaan, pembangunan stasiun pengisian, dan pelatihan personel.

2. Keterbatasan Infrastruktur Pengisian : Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi bus Listrik adalah kebutuhan akan infrastruktur pengisian yang memadai. 

Kota perlu mengembangkan jaringan stasiun pengisian yang cukup untuk memastikan bus dapat beroperasi tanpa gangguan. 

Jika infrastruktur ini tidak memadai, akan sulit bagi bus listrik untuk berfungsi secara efisien.

Namun beberapa perusahaan di Indonesia, salah satunya INVI Indonesia perusahaan penyedia bus listrik, sudah mulai menyediakan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). 

Jaringan SPKLU INVI tersebar di perkantoran, tempat perbelanjaan, dan terutama yang cocok untuk bus listrik yaitu rest area.

3. Jarak Tempuh dan Waktu Pengisian : Bus listrik biasanya memiliki jarak tempuh yang lebih terbatas dibandingkan bus berbahan bakar fosil. 

Meskipun teknologi baterai terus berkembang, masih ada kekhawatiran mengenai kemampuan bus listrik untuk menempuh jarak jauh dalam waktu yang cukup untuk operasional. 

Waktu pengisian juga menjadi perhatian, terutama jika pengisian tidak dapat dilakukan di malam hari.

4. Persepsi Publik dan Kebiasaan Pengguna : Penggunaan bus listrik juga dihadapkan pada tantangan dari segi persepsi publik. 

Beberapa pengguna mungkin skeptis tentang keandalan dan performa bus listrik dibandingkan bus tradisional. 

Edukasi dan kampanye pemasaran yang efektif diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat bus listrik.