You don’t know what you’ve got until its gone
Ya sepertinya quotes tersebut bisa mewakili apa yang saya rasakan ketika di akhir bulan Juni 2021 lalu ketika tiba-tiba saya tidak bisa mencium bau minyak kayu putih yang akan saya pakai.
"Oh, my God, teriak saya dalam hati". Apakah ini adalah gejala Covid-19? Satu minggu sebelumnya saya memang terkena demam tinggi. Selama 3 hari suhu badan saya berada di kisaran 38 sampai dengan 39 derajat celcius.
Selama demam badan saya terasa lemas sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. Duh padahal saya masih memiliki beberapa to do list yang harus dikerjakan.
Tapi baiklah, sebagai manusia saya harus menerima dan sadar, ada kalanya imunitas badan sedang turun (rendah), saya pun memutuskan untuk beristirahat dulu (bed rest) sampai badan saya sehat kembali.
Apakah ini Gejala Covid 19?
Sebelumnya tak pernah terbayang di benak, kalo saya akan merasakan yang namanya anosmia. Anosmia dikenal sebagai salah satu gejala khas pasien covid-19. Seseorang disebut terkena anosmia ketika ia tidak bisa mencium bau apapun dengan hidungnya (hilang penciuman untuk sementara).
Setelah berembuk dengan suami akhirnya saya memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Dengan satu pertanyaan yang terus tergiang di dalam kepala, apakah ini gejala Covid-19?
Dua gejala yang sudah saya rasakan sebelumnya yaitu demam tinggi dan hilang penciuman sepertinya sudah termasuk ke dalam kategori gejala covid-19. Dan untuk lebih memastikan seharusnya saya melakukan test swab.
Swab adalah cara untuk memperoleh sampel (bahan pemeriksaan). Swab dilakukan pada nasofaring (hidung) dan atau orofaring (tenggorokan). Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofaring dan atau orofaring menggunakan alat seperti kapas lidi halus.
Tapi entah kenapa, jujur waktu itu ada sedikit ketakutan dalam hati untuk melakukan test swab. Saya belum siap alias takut parno ketika mengetahui hasil swab saya positif. Dan itu sangat manusiawi sekali bukan? haha
So saya memutuskan untuk tidak melakukan test swab. Yang pasti yang harus dilakukan ketika kita merasakan gejala Covid-19 adalah kita harus melakukan isolasi mandiri selama kurang lebih 14 hari. Dan hal tersebut langsung saya lakukan. Isolasi mandiri di rumah !
Apa yang Dilakukan Ketika Isolasi Mandiri di Rumah
Selama melakukan isolasi mandiri di rumah, aktivitas yang saya lakukan adalah rutin berjemur di bawah sinar matahari. Dilakukan setiap pagi sekitar pukul 08.00 dengan durasi 10 menit-an. Ga lupa sambil streching supaya badan ga kaku.
Rutin mengkonsumsi buah-buahan seperti pepaya, semangka dan pisang, rutin minum air lemon (perasan lemon yang dicampur dengan air hangat) serta minum air kelapa murni tanpa campuran gula atau susu kental manis.
Oya saya juga membebaskan diri untuk mengkonsumsi semua makanan yang saya suka hehe. Boleh setuju atau tidak, makan makanan favorit ketika isoman menurut saya bisa membantu menaikkan imunitas tubuh kita.
Dan tak lupa saya juga rutin minum suplemen (vitamin) sebagai booster untuk mengembalikan imunitas tubuh.
Minum Suplemen (vitamin) untuk Mengembalikan Imunitas Tubuh
Selain mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, mengkonsumsi suplemen dan vitamin juga dipercaya bisa cepat membantu menaikkan imunitas tubuh.
Saya mengkonsumsi beberapa vitamin seperti vitamin D, vitamin C dan vitamin E. Dan ada juga beberapa suplemen herbal yang direkomendasikan oleh salah seorang teman yang sudah pernah terkena virus Covid-19.
Saya merasa terharu dan bersyukur memiliki teman yang sangat baik. Peduli dan perhatian dengan sengaja mengirimkan obat-obatan (suplemen) dan mengirimkan berbagai macam makanan ke rumah. Dan mereka pun selalu memberikan semangat agar saya segera sembuh dari penyakit yang sedang dialami.
Ketika terkena gejala Covid-19 konsumsi obat-obatan dan suplemen memang diperlukan. Dengan catatan sebagai pasien kita juga harus cerdas, mencari tahu terlebih dahulu apakah obat-obatan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Apa saja kandungannya dan apakah ada efek samping atau tidak setelah mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Karena saat ini banyak sekali jenis obat dan suplemen yang beredar di masyarakat.
Kesimpulan
Saya merasa beruntung karena gejala covid-19 yang saya alami termasuk ke dalam gejala ringan. Beberapa gejala tersebut antara lain badan demam selama 3 hari, badan terasa lemas, sedikit batuk, sedikit sakit kepala, rasa asin yang dominan ketika mengkonsumsi makanan, sulit konsentrasi dan hilang penciuman selama seminggu lebih.
Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Dan sebagai manusia saya diingatkan untuk selalu bersyukur. Bahwa nikmat sehat itu adalah harta yang paling berharga. Terkadang kita baru sadar kalo sehat itu mahal harganya setelah kita merasakan sakit terlebih dahulu.
Alhamdulilah sekarang saya udah sehat dan udah bisa beraktivitas normal seperti semula. Terlepas dari apakah saya betul-betul terkena virus Covid-19 atau tidak. Saya percaya bahwa siapapun bisa terkena Covid-19. Qodarullah.
Yang pasti tetap lakukan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir, gunakan masker, kurangi mobilitas (jaga jarak) dan jaga supaya imunitas tubuh tetap stabil.
Cause Everything Happen for a Reason.
13 Comments
Sekitar sebulan lalu lingkungan tinggal saya banyak banget yang sakit mbak, gejalanya sama semua antara demam, badan pegal-pegal, batuk pilek lalu anosmia. Karena pada nggak tes, dan banyak yang bandel jadi cepet banget merebaknya.
ReplyDeleteSekarang semua kembali pada masing-masing ya mbak, dan yang merasa sakit harus isoman.
Semoga sehat selalu ❤️
makasi tuk doanya mba Lina. Dan betul sekali..semuanya kembali kepada masing-masing. mau di test swab atau tidak. yang pasti kita harus waspada sama gejala-gejalanya. dan kalo gejalanya ringan sebaiknya langsung isoman di rumah.
DeleteSemoga sehat untuk seterusnya ya, Mbak. Iya wajar banget ada rasa ketakutan waktu mau swab ya, kayak nggak sanggup nerima kenyataan 😅 Banyak juga teman-teman saya yang gitu. Udah jelas gejalanya mereka langsung isoman 14 hari. Setelah isoman baru mereka berani swab..
ReplyDeleteaamin..makasi tuk doanya mba Ima..iya betul..pas tau positif..pasti ada efek psikologisnya (tekanannya berbeda). dan iya di akhir juli saya melakukan tes swab dan Alhamdulillah hasilnya negatif
DeleteSyukurlah kalau sekarang sudah feeling well mbak. Cuman, apa nggak sebaiknya dipastikan tuh? You know, supaya lebih yakin aja, tapi ini hanya pemikiran saya aja sih. Soalnya kalau seperti sekarang ini, anggepannya kan saling menerka & menduga jadinya.
ReplyDeleteSaya udah tes swab (walopun sebulan kemudian hehe). dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Smoga kita semua sehat2 selalu ya
DeleteTerima kasih sharing pengalamannya Kak.. Menurut saya, penerimaan adalah salah satu kunci juga untuk memulai upaya sembuh. Penerimaan dan disiplin lakukan isoman, konsumsi makanan minuman yg baik, istirahat, olah raga dan juga booster vit penguat ya Kak..
ReplyDeletebetul sekali kak Mechta. Apapun jenis sakit yang kita derita, penerimaan adalah salah satu kunci utama. Terkadang sebagai manusia respon pertama kita adalah panik dan pikiran buruk lainnya. Semoag kita semua sehat selalu ya kak
Deletemasa pandemi seperti sekarang ini memang semua serba mengkhawatirkan. Sudah banyak keluarga, teman saya menjadi korbannya, Ada yang sembuh, ada yang berpulang. Memanglah antisipasi itu penting, jaga diri supaya tetap sehat dan imunitas naik. Semoga semuanya sehat-sehat ya
ReplyDeleteAlhamdulillah sekarang udah sehat lagi ya Mbak dan bisa berbagi pengalaman berharga ini ke kita semua.
ReplyDeletebenar banget ya itu quotenya di awal. nyeess.
semoga sehat selalu ya kita semua :)
Semoga semua orang bisa terlindungi dari hal-hal ini, tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupa minum makanan bergizi setiap hari..
ReplyDeleteDemam dan hilang penciuman ialah gejala umum banget terkena Covid-19. Isoman dan menikmati makanan yang disukai serta minum suplemen ialah hal yang mampu meningkatkan imunitas.
ReplyDeleteaku tahun lalu sempat juga mbak ngalamin anosmia ini. cuma waktu itu aku nggak tahu kalau itu gejala covid dan nggak merasa ada sakit berat. pas bilang ke adik aku nggak bisa nyium bau dan nggak bisa nyicip makanan baru dikasih tahu itu gejala covid. lumayan kepikiran waktu itu karena bolak-balik rumah sakit buat jagain ibu yang sakit. tapi alhamdulillah sih waktu itu orang rumah nggak ada yang sakit
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya :)
Untuk menghindari Spam yang masuk, komentarnya saya moderasi dulu ya. .