Melalui Program OPOP (One Pesantren One Product), Ekonomi Pesantren Lebih Mandiri
Sebagai warga
Bandung, tagline Bandung Juara melekat erat di ingatan saya. Tagline tersebut
didengungkan di bawah kepemimpinan kang Emil (sapaan bapak Ridwan Kamil) yang
kala itu masih menjabat sebagai walikota Bandung.
Dan ada 5 pesantren unggulan yang akan menjadi tempat pelatihan dan magang para peserta program OPOP yaitu :
Selama
kepemimpinan kang Emil sebagai walikota Bandung (2013-2018) banyak sekali
infrastruktur kota yang sudah dibangun guna mewujudkan program Bandung Juara.
Infrastruktur
tersebut diantaranya berupa taman-taman
tematik yang tersebar di seluruh penjuru kota Bandung (taman sejarah, taman
robot, taman jomblo, taman film dan seterusnya).
Serta sarana-sarana lainnya
yang Bandung banget seperti lapangan Alun-alun dengan rumput sintetisnya, wisata Bandros (Bandung Tour On Bus) dan
masih banyak lagi.
Fasilitas-fasilitas tersebut sengaja diciptakan untuk meningkatkan
kebahagiaan warga Bandung.
Dan kubahagia walopun cuma foto bareng replika kang Emil haha| lokasi : Bandung Planning Gallery Jl. Aceh |
Awal September 2018 lalu kang Emil pun naik jabatan mengemban amanah baru sebagai gubernur Jabar
terpilih periode 2018-2023.
Bersanding dengan wagub bapak Uu Ruzhanul Ulum yang
sebelumnya menjabat sebagai bupati kota Tasikmalaya.
Saya jadi penasaran,
kira-kira program kerja apa saja yang dimiliki oleh pemimpin Jabar yang
sekarang guna mendukung kesejahteraan warganya baik dari segi sosial maupun
ekonomi.
Memperkenalkan Program OPOP (One Pesantren One Product) Sebagai Program Unggulan Gubernur dan Wagub Jabar Terpilih Periode 2018-2023
Dalam masa
kerja 100 hari pertama sebagai gubernur, pada Desember 2018 gubernur Ridwan
Kamil meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP). Sebuah program yang
didesain dengan niat mulia yaitu untuk menciptakan kemandirian umat melalui
para santri yang ada di pondok pesantren agar mampu mandiri secara ekonomi dan
sosial.
Mengingat
banyak sekali pesantren di Jawa Barat yang belum mandiri dari segi ekonomi, sosial
dan skill. Rata-rata pesantren belum mampu membiayai kebutuhan operasionalnya
dan belum mampu mengembangkan sarana dan
prasarana pesantren.
Hal ini tentunya sangat membutuhkan perhatian. Karena
dengan memiliki ekonomi yang mandiri, diharapkan kesejahteraan pesantren yang
ada di daerah dapat meningkat sekaligus dapat mengurangi tingkat urbanisasi.
Apalagi
faktanya jumlah pesantren yang ada di Jawa Barat saat ini mencapai sekitar 9000
pesantren. Wow banyak sekali ya. Seluruh pesantren-pesantren tersebut tersebar
di 27 kabupaten / kota yang ada di Jawa Barat.
Menurut Ridwan
Kamil, program One Pesantren One Product (OPOP) ini terinspirasi dari pesantren
Nurul Iman yang ada di daerah Parung, Bogor yang sudah mandiri, dengan
mendirikan pabrik roti, hingga bisa membiayai para santrinya untuk menuntut
ilmu dengan gratis. Wah menarik sekali ya.
Pesantren Nurul
Iman layak diberi julukan sebagai pesantren juara karena sudah menjadi pesantren
yang mandiri dari segi ekonomi, bisa berdaya tanpa harus mengandalkan donasi
dari orang tua siswa atau pemerintah. Yeay keren !
Maka tujuan dari
dibuatnya program One Pesantren One Product (OPOP) ini adalah untuk
menciptakan, mengembangkan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh setiap
pesantren di daerah provinsi yang dapat mewujudkan kemandirian pesantren.
Realisasi Program One Pesantren One Product (OPOP)
Untuk realisasi
program One Pesantren One Product (OPOP) akan dibantu oleh pemerintah provinsi
serta dinas terkait yaitu dinas KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil Menengah).
Program OPOP dilaksanakan mulai tahun 2019 dengan cara mendaftar via online dan
dapat diikuti oleh semua pesantren yang ada di Jawa Barat.
Bapak Kusmana Hartadji (tengah), kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat | diantara para peserta program OPOP Jabar 2019 |
Pesantren yang ingin
ikut mendaftar dalam program OPOP harus memenuhi syarat sebagai berikut yaitu pesantren berada di wilayah Jawa Barat, memiliki
visi dan niat kuat, memiliki potensi usaha serta memiliki sumber daya manusia
(SDM) yang memadai.
Tercatat ada sebanyak
1565 pesantren yang ikut mendaftar lewat online (memenuhi syarat dan lolos
administrasi).
Pendaftaran program OPOP pun ditutup sejak tanggal 30 april 2019 lalu. Bagi
pesantren yang belum mendaftar ga usah khawatir karena program OPOP akan
berjalan untuk waktu 5 tahun ke depan (2018-2023).
Setiap tahunnya ditargetkan
1000 pesantren yang ikut mendaftar. Sehingga akan tercapai 5000 pesantren yang akan
tercatat mengikuti program OPOP ini.
Audisi Program OPOP Tahap 1 (Tingkat Kecamatan) Sudah Dilaksanakan Dan Berhasil Menjaring 1074 Pesantren
Dari 1500 lebih
pondok pesantren yang mendaftar secara online di program OPOP ini, terjaring
1074 pondok pesantren yang lolos seleksi pada audisi tahap 1.
Juri dalam
seleksi audisi ini adalah juri yang kompeten, berasal dari kalangan akademisi
(diantaranya SBM ITB, Unpad, Ikopin dan lain-lain), serta dari kalangan
pengusaha sukses dan dari kalangan pesantren yang tidak hanya maju dalam bidang
pendidikan melainkan juga maju dalam bidang bisnis.
Untuk informasi
daftar pesantren mana saja yang lolos seleksi pada audisi tahap 1 bisa dilihat
di website opop.jabarprov.go.id. Dan setelah audisi tahap 1 akan ada seleksi
lanjutan, tahap 2 dan tahap 3. Pada seleksi tahap 2 mendatang akan dipilih 108 pesantren dengan produk
terbaik tingkat kabupaten/kota.
Yang kemudian akan dikompetisikan lagi di
audisi tahap 3 berikutnya hingga terpilih 10 pesantren dengan produk terbaik
tingkat provinsi.
Temu Bisnis dan Penyerahan Hadiah Bagi Peserta OPOP Yang Lolos Seleksi Tahap 1
Masing-masing
pondok pesantren yang lolos seleksi pada audisi tahap 1 berhak mendapatkan hadiah
dari pemerintah provinsi Jawa Barat melalui dinas Koperasi dan Usaha Kecil UPTD
Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha provinsi Jawa Barat berupa
:
- Bantuan penguatan modal usaha
- Pelatihan dan magang
- Pendampingan usaha
- Temu bisnis
- Promosi produk (pameran dsb)
Kegiatan temu
bisnis dan penyerahan hadiah sudah dilaksanakan di hotel Ibis,TSM, Bandung pada
tanggal 02 dan 03 September 2019 kemarin.
Temu bisnis ini menjadi sebuah ajang
untuk mempertemukan pihak pesantren dengan para pengusaha dari beberapa brand terkenal seperti supermarket
(Transmart, Yogya, Superindo), marketplace (Tokopedia,Bukalapak, Blibli), Bank
(BNI syariah, BJB syariah), Toko kue (Amanda, Chocodot, Primarasa, Kunafe), institusi
BUMN (Telkom, Biofarma, Kadin, Len) dan masih banyak lagi.
Dengan tujuan supaya
bisa saling berkolaborasi dalam sebuah kegiatan usaha yang saling menguntungkan.
Sedangkan untuk penyerahan hadiah diberikan
secara simbolis oleh bapak Gubernur serta bapak wagub Jabar.
Aula Trans Convention Centre, Bandung 03 september 2019 |
Alhamdulillah kegiatan penandatanganan MoU antara pihak pesantren dan pihak pengusaha pun berjalan dengan lancar |
Pendampingan Usaha oleh 5 Pesantren Unggulan Untuk Peserta Program OPOP Yang Lolos Seleksi
Selain temu
bisnis dan bantuan modal usaha, peserta yang lolos seleksi dalam program OPOP tahap
1 akan mendapatkan program pembinaan berupa pelatihan serta pendampingan usaha
sehingga pesantren dapat bersinergi dalam jaringan bisnis yang potensial.
Pelatihan OPOP ini
akan dibagi menjadi dua kategori yaitu pelatihan untuk kategori Scale Up dan pelatihan untuk kategori Start Up. Kategori Scale Up adalah kategori untuk pesantren yang sudah memiliki produk
sedangkan kategori start up merupakan
kategori untuk pesantren yang sudah memiliki ide bisnis dan baru akan
meluncurkan produk.
Ternyata banyak
sekali produk-produk keren yang dimiliki oleh pesantren peserta program OPOP
ini. Produk-produk tersebut sempat dipamerkan di halaman aula Trans Convention Centre, Bandung. Meliputi 10
bidang usaha yang terdiri dari produk kuliner (makanan dan minuman), kerajinan
tangan, produk pertanian, produk peternakan, fashion (pakaian) hingga jasa.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum memegang produk hasil kerajinan tangan karya peserta OPOP Jabar 2019 | foto : @bangaswi |
Sabun alami hasil karya pondok pesantren At-taufiq | foto : @nenghujan |
Kerajinan lidi hasil karya pesantren Miftahul Munawaroh, Ciamis | foto : @kang_afrizal |
Dan ada 5 pesantren unggulan yang akan menjadi tempat pelatihan dan magang para peserta program OPOP yaitu :
- Pesantren Daarut Tauhid, Bandung
- Pesantren Al-Ittifaq, Ciwidey
- Pesantren Nurul Iman, Bogor
- Pesantren Khusnul Khotimah, Kuningan
- Pesanten Al-Idrisiyah, Tasikmalaya
Lama pelatihan untuk
tiap kategori adalah 3 hari untuk tipe start
up dan 7 hari untuk tipe scale up.
Potensi Pesantren dan Harapan Untuk Program OPOP Jabar 2019
Berbicara soal
pesantren, bukan rahasia lagi kalo kang Uu (wagub Jabar) pernah mengenyam
pendidikan agama di banyak pesantren, begitupun dengan Ridwan Kamil, di dalam
pidato sambutannya di acara temu bisnis dan penyerahan hadiah Selasa (03/09)
lalu, kang Emil menyampaikan bahwa beliau juga pernah belajar agama di
pesantren.
Pesantren yang identik sebagai tempat untuk menimba ilmu agama islam
memang memiliki kontribusi besar dalam melahirkan banyak pemimpin (tokoh) yang
ada di Indonesia (termasuk Jawa Barat).
Jujur, saya
juga sebenernya pengen banget bisa belajar agama di pesantren. Belum kesampean
aja nih. Dulu sempet sih ikut pesantren kilat. Beneran kilat alias cuma sehari
doang nginepnya hehe. Tapi dari pengalaman tersebut saya bisa langsung
merasakan manfaatnya. Menurut saya pesantren memiliki potensi luar biasa dalam
memberdayakan umat.
Baca juga : Acara Gathering Positif Bermedia Sosial Bersama Kemenko PMK
Baca juga : Acara Gathering Positif Bermedia Sosial Bersama Kemenko PMK
Dan harapan
saya sebagai warga Jawa Barat, semoga program OPOP ini bisa berjalan dengan
lancar dan menjadi berkah buat kita semua. Aamiin.
Salam,
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya :)
Untuk menghindari Spam yang masuk, komentarnya saya moderasi dulu ya. .