Sore itu, udara di kampung
Sampireun cukup dingin, apalagi sebelumnya hujan sempat turun. Namun cuaca
dingin tersebut, tidak mengurangi antusias para peserta yang sedang berada di
aula, untuk menyimak beberapa materi tentang ilmu jurnalistik.
Ya, sekitar hampir 60 orang siswa
dan siswi dari dua sekolah menengah atas di Bandung (SMA Negeri 10 dan SMK Bahagia,
Bandung), turut serta dalam sebuah acara pelatihan yang diadakan oleh Dinas
komunikasi dan informatika (Diskominfo) kota Bandung.
Suasana pelatihan jurnalistik di Aula Kampung Sampireun |
Setiap tahun, Diskominfo kota
Bandung mengadakan berbagai macam pelatihan, sebagai bagian dari program kerja
mereka (agenda rutin tahunan).
Dan di acara pelatihan yang
diadakan menjelang akhir tahun 2017 ini, tema yang dipilih adalah Pelatihan Jurnalistik Bagi Relawan TIK Kota
Bandung.
Relawan TIK merupakan inisiasi dari
kementrian komunikasi dan informatika untuk membangun komunitas pegiat
teknologi, informasi dan komunikasi.
Dimana anggota relawan TIK tersebut
terdiri dari berbagai latar belakang seperti akademis (guru / dosen), siswa
sekolah, blogger dan sebagainya.
Dan saya bersama teman-teman dari
komunitas emak2 blogger (KEB) Bandung, turut hadir di acara pelatihan
jurnalistik tersebut sebagai bagian dari relawan TIK kota Bandung.
FYI relawan TIK adalah relawan
di bidang teknologi informasi dan komunikasi, yang tersebar di seluruh kota di
Indonesia
Ketika Siswa SMU Berkenalan Dengan Ilmu Jurnalistik
Apabila mendengar kata
jurnalistik, ingatan kita biasanya langsung tertuju pada sebuah profesi yaitu
wartawan atau biasa disebut jurnalis.
Jurnalis adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik, atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur.
Jurnalis adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik, atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur.
Walaupun tidak semua orang
sanggup dan mampu menulis sebuah berita, terutama berita yang baik
dan benar, setiap orang bisa belajar untuk mulai menulis dan membuat berita.
Dimana berita itu sendiri terdiri dalam berbagai macam bentuk, yaitu antara lain :
1. News (berita fakta)
2. Views (berita berdasarkan opini/sudut pandang seseorang)
3.Wawancara (berita berdasarkan hasil wawancara dengan sebuah nara sumber terpercaya)
4. Paper Trail (berita yang diperoleh berdasarkan penelusuran info dan dokumen). Info dan dokumen tesebut bisa berasal dari banyak sumber seperti data publik, dokumentasi & kliping, penggalian bahan online, makalah, pidato dan sebagainya).
Nah di sela acara pelatihan
tersebut, salah seorang pemateri yaitu kang Ari Syahril yang juga adalah ketua
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), meminta semua peserta
pelatihan, untuk membuat sebuah berita singkat berupa views (sudut pandang
masing-masing), tentang perjalanan dari Bandung menuju Garut.
Tak disangka kegiatan praktek
menulis berita tersebut, mendapat respon beragam dari para peserta, terutama
dari para siswa sekolah, yang rata-rata masih kebingungan dan ragu untuk mulai
menulis.
Padahal menurut kang Ari, mau memulai adalah salah satu poin penting dalam kegiatan
menulis / pelaporan, selain tentunya memperbanyak referensi serta usahakan untuk menggunakan kalimat
aktif dalam setiap penulisan berita.
Dan kami cukup terhibur dengan
isi tulisan salah seorang siswa yang isinya sangat polos sekali, yang bercerita
tentang minuman bajigur...kalo inget itu saya jadi suka senyum-senyum sendiri
tuh..jadi inget tulisan saya jaman abege dulu..hehe..
Suasana acara pelatihan sore itu cukup
hangat dan santai. Walaupun cuaca cukup dingin plus turun hujan membuat saya
sedikit kurang fokus pada isi materi yang disampaikan. *mencari alasan *haha
Beberapa materi yang disampaikan adalah materi seputar perkembangan jurnalistik di Indonesia, bagaimana cara membuat berita yang baik dan benar, serta beberapa bahasan mengenai kode etik dalam bidang jurnalistik.
Hingga mengundang perhatian beberapa orang guru dan kepala sekolah yang turut hadir
mendampingi para siswa, untuk bertanya tentang salah satu kejadian di masa lampau yang pernah mereka alami.
Hal tersebut melibatkan beberapa orang oknum wartawan yang melakukan pemerasan, hingga oknum wartawan yang menulis berita hoax dan sempat mencoreng nama institusi sekolah mereka. Sebuah pengalaman yang tidak seharusnya terjadi karena meninggalkan kesan yang cukup negatif bagi para jurnalis kita.
Diskominfo Kota Bandung Dan Program Kerja
Selain pemberian materi tentang ilmu jurnalistik, pihak panitia dari Diskominfo, memberikan sesi
pertanyaan berupa kuis, sehingga suasana pun terasa lebih akrab dan interaktif
Pertanyaan kuis pun diberikan langsung oleh Kepala Diskominfo kota Bandung, Ibu dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes
Pertanyaan kuis pun diberikan langsung oleh Kepala Diskominfo kota Bandung, Ibu dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes
Sebagian besar pertanyaan berkaitan dengan hal-hal
yang menyangkut penyebaran berita hoax (berita yang tidak jelas isi dan
sumbernya), perisakan (bullying) di internet, ujaran kebencian (hate speech) serta bagaimana cara mengatasinya.
Melalui acara pelatihan tersebut, diharapkan semua peserta, khususnya para siswa memiliki cukup pengetahuan tentang literasi digital.
Mudah-mudahan Diskominfo kota
Bandung secara kontinyu membuat program kerja yang tepat sasaran dan memiliki
manfaat maksimal khususnya yang berkaitan dengan melek teknologi terutama
teknologi media internet.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya :)
Untuk menghindari Spam yang masuk, komentarnya saya moderasi dulu ya. .