Arti Kucing Datang Ke Rumah (Belajar Tentang Sebuah Keikhlasan Dari Seekor Kucing)
Disadari
atau tidak, banyak sekali kejadian sepele yang terjadi di kehidupan kita
sehari-hari. Dan hal tersebut ternyata memiliki arti banyak untuk kita, seperti
halnya sebuah kejadian yang saya alami beberapa minggu yang lalu. Hingga kemudian
saya pun belajar memaknai akan arti dari kedatangan seekor kucing ke rumah
saya.
Sore
itu, ketika pulang ke rumah, saya mendapati seekor kucing yang sedang duduk di
bawah pohon dekat pintu pagar. Seekor kucing hitam dengan warna putih di bagian dada serta ke empat bagian ujung kakinya. Pertama
melihatnya, saya langsung memanggilnya dengan sebutan kucing kaos kaki yang
kemudian saya singkat dengan sebutan Mengkoska ☺.
Beberapa
lama kemudian, saya masih mendapati kucing tersebut duduk
di bawah pohon. Posisi badannya kelihatan sedikit terkulai, saya
pun menghampirinya dan memegangnya ternyata kaki belakang si kucing lemas sehingga si kucing tidak bisa
berjalan dengan normal.
Melihat
hal tersebut, saya jadi merasa kasihan dan membawanya masuk ke
teras belakang dan memberinya alas tidur, dus sepatu bekas beralas kain supaya si kucing bisa beristirahat dengan nyaman.
Melihat tampilannya sekilas, Mengkoska tampak seperti seekor kucing garang dengan tatapan matanya yang tajam, tetapi nyatanya Mengkoska adalah seekor kucing lumpuh dengan suaranya yang kecil dan nyaris hampir tak terdengar.
Hingga
kini, sudah hampir satu bulan Mengkoska saya pelihara di rumah. Saya
bersyukur suami mendukung saya untuk memelihara kucing tersebut. Saya merasa penasaran kenapa kaki belakangnya bisa lumpuh
seperti sekarang.
Semula saya sempat berfikir kalo kakinya mungkin tertabrak
motor atau keseleo, dan saya berharap mudah-mudahan kakinya akan kembali
pulih dalam beberapa hari, sehingga apabila dia sudah bisa berjalan normal, saya akan
melepaskannya kembali ke dunia luar.
Tetapi
nyatanya, kaki Mengkoska tidak mengalami kemajuan sama
sekali, bahkan cenderung mengalami kemunduran. Ketika pertama datang saya sempat
memperhatikan kalo kaki belakangnya masih bisa dipake bertumpu, tapi
lama-kelamaan kedua kaki belakangnya semakin lemas, dan Mengkoska harus
berjalan ngesot.
Melihat
hal tersebut, hati saya seolah remuk, saya merasakan sebuah pengalaman yang
belum pernah saya rasakan sebelumnya. Melihat seekor kucing yang hanya bisa
duduk terkulai lemas, dia harus berusaha keras untuk bergerak, buang air kecil
dan buang air besar pun, otomatis spontan di tempat dia berada.
Koska tidak
bisa menggerakkan kaki nya untuk menggali tanah untuk buang air besar, padahal
tadinya saya ingin membelikan Koska bak pasir tempat dia bak (buang air kecil)
dan bab (buang air besar).
Koska selalu setia menemani saya, Koska senang sekali dielus dan dibelai,
tatapan matanya yang seolah seperti berbicara membuat saya sayang kepadanya.
Dengan tatapannya Koska seolah berbicara kalo dia membutuhkan kasih sayang dan
perhatian. Dan saya bersyukur kalo Koska datang ke ‘rumah’ yang tepat. Our blessing
home.
Sebelumnya
saya pernah mendengar sebuah ungkapan, bahwa apabila kita didatangi oleh seekor
kucing, hal tersebut merupakan pertanda khusus, bahwasanya ada sebagian rejeki
si kucing yang ada di kita dan harus kita bagi. Maka berilah kucing yang
menghampiri kita tersebut, makanan atau air minum atau bahkan tempat tinggal
untuknya misal dengan mengadopsi kucing tersebut.
Belajar Tentang Sebuah Keikhlasan Dari Seekor Kucing
Dari
hari ke hari Koska tidak menunjukkan kemajuan, dia lebih sering tiduran di
dalam kardusnya tapi dia terlihat tetap semangat. Setiap pagi saya jemur di
bawah sinar matahari dan saya sapa dengan mengajaknya bicara *kalau sesama pecinta
kucing pasti tau rasanya gimana rasanya mengobrol sama kucing peliharaan kita :) . Its fun and relaxing.
Apalagi ketika
si kucing gelendotan di kaki kita dan mengeluarkan dengkuran halus yang
memberikan efek menenangkan.
Dengan datangnya Koska ke rumah saya, seolah mengingatkan bahwa kucing juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang harus kita sayangi dan sudah
seharusnya kita perlakukan seperti kita memperlakukan mahluk hidup lainnya.
Mudah-mudahan
ada keajaiban yang bisa membuat Koska menjadi bisa berjalan kembali atau
setidaknya membuat dia tetap sehat dan tetap bertahan dalam kondisinya yang
terbatas.
PS : Setelah kondisi Koska semakin menurun, saya memutuskan untuk membawa Koska ke dokter. Setelah sempat disuntik dan diberi obat, sekitar seminggu kemudian, akhirnya Koska menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dan kami pun menguburkannya di halaman depan rumah. Good bye Koska. #RIPkoska
2 Comments
nangis aku bacanya kak, selamat tinggal mengkoska. aku ngerasain kok gimana rasanya berkomunikasi sama kucing, kaya ada semacam vibe tersendiri ya. seolah - olah diapaham apa yang kita omongin, tatapan matanya itu lho. oh iya, kucing tetangga aku pernah jatoh dari lantai dua, ngejar saingannya. dia jatoh langsung terkulai kedua kaki belakangnya. harus di operasi. karena biayanya mahal, si pemilik gak mampu jadi dibiarin aja lumpuh sampai sekarang. ada kemungkinan mengkoska juga sama kaya gitu. tapi bersyukur ketemu teteh sebelum meninggal, dia gak sendirian dan sempat merasakan disayangi. hiks hiks
ReplyDeleteAku sedih tiap kali baca kucing yg akhirnya harus pergi :(. Tp aku yakin koska pasti sempet seneeeeng bisa nemuin rumah mba :). Walo singkat setidaknya dia msh ngerasain di sayang.
ReplyDeleteDulu salah satu kucingku sempet punya masalah sama. Kaki belakangnya ga sengaja kelindes mobil papa. Awalnya kami masih optimis dia bisa bertahan, apalagi msh lincah, msh mau makan. Tp ga bertahan lama. Hanya sebulan trus akhirnya dia ttp meninggal :(. Itu nyeseeel banget. Tp dari dulu aku slalu sedih kalo kucing2 ku sampe ada yg hilang apalagi meninggal .semuanya dianggab kayak anak sendiri
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya :)
Untuk menghindari Spam yang masuk, komentarnya saya moderasi dulu ya. .